Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Alamat : Palembang Sumatera Selatan
Jembatan Ampera merupakan ikon kota Palembang yang terkenal. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 oleh pemerintah Polandia dengan membawa bahan-bahan konstruksi dari Polandia. Konstruksi jembatan ini selesai pada 1965 dan diresmikan pada tanggal 30 September 1965 oleh Presiden Soekarno. Namun, pada tahun 1990, jembatan ini mengalami renovasi besar-besaran yang selesai dilakukan pada tahun 1992. Renovasi ini dilakukan oleh PT. Waskita Karya Persero, Tbk. Jembatan Ampera memiliki empat tiang penyangga dan jembatan gantungnya membentang di atas Sungai Musi yang membelah kota Palembang. Jembatan ini memiliki makna sejarah yang dalam bagi masyarakat Palembang dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut.
Sejarah Jembatan Ampera Palembang
Jembatan Amanat Penderitaan (Ampera) ini adalah jembatan yang hanya ada di Palembang. Situs jembatan ini memiliki panjang 1.177 meter, tinggi 63 meter, dan lebar 22 meter.
Di atasnya terdapat beberapa buah menara yang jaraknya 75 meter antar menara.
Ide pembangunan jembatan yang kini menjadi tempat wisata Palembang ini pertama kali dicetuskan sekitar tahun 1906 lalu.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan dua wilayah daratan.
Hingga kemudian setelah kemerdekaan, tepatnya tahun 1956, usulan pembuatan jembatan muncul kembali.
Dengan hanya bermodalkan dana Rp30.000,00 saja, pemerintah setempat mulai membangun jembatan ini. Melalui tangan-tangan panitia pembangunan, jembatan ini dibangun pada tahun 1957.
Proses pembangunan jembatan ini berlangsung kurang lebih selama 3 tahun dan mendapat dukungan dari tenaga ahli dari Jepang.
Kemudian pada tahun 1965, Gubernur Sulsel pada saat itu, Brigjen Abujazid Bustomi, meresmikan jembatan ini pada tanggal 10 November 1965.
Harga Tiket Masuk Jembatan Ampera
Soal tiket untuk memasuki kawasan wisata ini, para pengunjung tidak perlu membeli tiket sama sekali.
Sebab, pemerintah setempat tidak memberlakukan adanya retribusi tiket untuk melewati jembatan atau sekedar melihat jembatan ini.
Namun ada retribusi atau biaya lainnya untuk dapat menikmati spot atau kegiatan wisata yang ada di sekitar situs jembatan. Berikut daftarnya:
Retribusi | Tarif |
---|---|
Tiket Masuk | Gratis |
Parkir Motor | Rp5.000,00 |
Parkir Mobil | Rp10.000,00 |
Tiket Masuk Wisata Benteng Kuto Besak | Rp5.000,00 |
Sewa Ketek/ Perahu | Rp150.000,00-Rp300.000,00/ perahu |
Untuk biaya parkir, sebaiknya Anda gunakan area parkir resmi yang berada di bawah jembatan.
Area parkir ini menggunakan Gate System Parking sehingga Anda akan terhindar dari petugas parkir liar yang kerap menaikan tarif parkir.
Daya Tarik Wisata Jembatan Ampera
Selain berperan sebagai simbol kemasyuran Kota Palembang, jembatan ini juga menyimpan daya tarik lainnya. Berikut kami rangkumkan untuk Anda.
Keindahan & Kegagahan Jembatan
Waktu terbaik untuk jalan-jalan di sekitar jembatan adalah saat sore hari. Ada cukup banyak kegiatan seru yang menjadi favorit para pengunjung di lokasi wisata ini.
Detik-detik menyaksikan sunset cantik di kala senja, misalnya.
Jadi, spot terbaik untuk menikmati sunset tidak hanya bisa Anda lakukan di Pantai Wediombo bila di Jogja. Di sini Anda juga bisa melihat sunset tercantik di Kota Palembang.
Saat sore hari, akan ada banyak orang yang berdatangan untuk melihat pemandangan senja yang sangat memukau.
Langit yang perlahan gelap kemudian akan tergantikan oleh lampu-lampu cantik dari jembatan. Tentu ini akan menjadi momen yang tak terlupakan.